Program Cetak Sawah Dikabarkan Gagal, Warga dan Kades Barakkang Terpukul

Mamuju Tengah, fokusmetrosulbar.com -- Di Desa Barakkang Kecamatan Budong-Budong, tersiar kabar bahwa rencana percetakan sawah baru 2017, telah gagal. Isu tersebut membuat sejumlah petani terpukul.

Mereka kecewa lantaran rencana percetakan sawah seluas 154 hektar, dikabarkan batal. Padahal program itu sangat diharapkan petani. Mereka bahkan sudah menguras dana jutaan rupiah untuk merintis lahan. Petani juga sengaja melepas program penanaman sawit demi menunggu percetakan sawah baru. "Ini yang membuat kita kecewa. Kalau memang batal kenapa tidak ada informasi resmi dari pemerintah. Kita sudah mengharap selama ini," ungkap sejumlah petani di Barakkang, Minggu (23/4).

Kabar mengecewakan itu, dibenarkan Sekretaris Desa Barakkang Milhan T Uwaneto. Hal itu dipastikan setelah Ia menghadap ke Dinas Pertanian bersama ketua BPD Halwi R. "Awalnya informasi ini kita dengar dari masyarakat. Kami heran sebab sebelumnya tidak ada pemberitahuan resmi dari dinas. Makanya beberapa hari lalu saya dengan ketua BPD langsung kesana memperjelas. Ternyata jawaban Dinas Pertanian membenarkan jika rencana itu gagal," jelas Milhan.  

Hal serupa juga disampaikan Halwi. Namun ketua BPD Barakkang itu tidak memahami alasan pembatalan. "Dinas tidak dijelaskan ke kami alasannya. Yang jelas petani selalu bertanya kapanpi percetakan sawah. Kita sudah jawab sesuai pernyataan dinas dan mereka sangat kecewa karena sudah menunggu," ujar Halwi.

Tak hanya warga, Kepala Desa Barakkang Bahrum Ratte pun ikut kecewa. Ia tak menyangka program yang ditunggu warganya ternyata batal. Yang membuatnya terpukul sebab selama ini tak ada pemberitahuan resmi dari Dinas Pertanian. Harusnya alasan pembatalan program disampaikan ke pemerintah desa. "Kalau bukan surat bisa secara lisan. Kasihan warga sudah berkorban banyak. Bahkan lahan untuk penanaman sawit mereka gagalkan karena mengharap percetakan sawah baru. Kita juga belum tahu program 2017 ini dialihkan kemana," ungkapnya.

Kata Bahrum, warga tak segan mengeluarkan biaya besar karena mengharapkan sawah. Mereka sewa alat untuk penebangan kayu di lahan masing-masing. Bahkan pemerintah desa juga sudah mengeluarkan biaya besar untuk pengurusan dokumen. Tapi kabar terakhir rencana itu gagal karena dialihkan ke tempat lain.

Menghadapai kondisi itu, Bahrum mengaku sulit menjelaskan pada warganya. Selain belum ada keterangan resmi, Ia juga tak sanggup melihat kesedihan petani. "Kami mau jelaskan bagaimana...?. Mereka sudah korban menebang pohon untuk persiapan sawah. Setelah lama menunggu lalu disampaikan kalau program itu batal. Ini sulit bagi saya," tutup Bahrum. (jml/riz)

Related

MATENG 7873123708650210843

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini