Pasien Covid 19 Di Mateng Meningkat, Pemerintah Kabupaten Segera Bertidak

Ilustrasi.


MATENG, FMS - Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) yang selama ini pro aktif menjalankan protokol kesehatan tentang suspek Covid-19. 

Namun kali ini berbeda dari biasanya, Satgas Covid 19, semakin ketat menjalankan protokol kesehatan pasca mendiang Imran Djamal, salah seorang warga yang belakangan diketahui terpapar virus mematikan usai pemakaman.

Sejumlah sumber, pihak keluarga dan teman dekat almarhum Imran sebelumnya tak diketahui terpapar Covid19,  karena setelah mengalami gangguan kesehatan almarhum inisiatif memeriksakan diri ke salahsatu klinik di Mamuju.

Sebagaimana disampaikan keluarga almarhum beberapa waktu lalu, Arsal Aras mengatakan jika Imran sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung sedangkan gejala yang dialami disangkanya kambuh dan tidak mengetahui jika mendiang Imran telah menjalani Swab salah satu klinik di Ibukota Provinsi Sulawesi Barat, tanggal 25 Oktober 2020. 

Keesokan harinya kondisi Imran semakin memburuk dan meminta dirinya agar segera diantar ke Rumah Sakit Regional untuk mendapatkan perawatan, namun disayangkan hari itu juga (26/10) Imran menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit, sementara keluarga dan kerabat almarhum menduga akibat serangan jantung. 

Selain pimpinan  Cabang salah satu Bank di Mateng yang dikenal ramah,  Imran adalah keluarga dekat sejumlah pejabat provinsi dan daerah, termasuk ibu kandungnya yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Mateng, tentusaja banyak pelayat yang hadir.  

Sebagai keponakan Bupati Mateng  H Aras Tammauni (saat ini cuti karena mencalonkan diri, red) pelayat tidak terbendung. Karena ketidak tahuan tentang penyakit yang dialami sehingga proses pemakaman (27/10) dijalankan seperti biasa. Meskipun mengikuti protokol kesehatan saat dikeramaian, namun kerabat dan keluarga yang terlibat langsung tidak menggunakan APD saat itu.     

 Sore hari, usai pemakaman keluarga almarhum barulah tersadar dan kaget saat menerima informasi pihak rumah sakit jika mendiang Imran dinyatakan positif Covid19 dari hasil Swab diklinik Mamuju tempat almarhum memeriksakan dirinya. 

Pihak keluarga dan kerabat menyayangkan hal itu baru terungkap namun karena sudah terlanjur terjadi, keluarga almarhum segera bertindak untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus yang lebih besar dan menutup prosesi tahlilan yang akan berlangsung di rumah duka, juga segera menyampaikan kepada tim Satgas Covid19.

Dikonfirmasi, Direktur RSUD Mateng dr. Patunrengi menjelaskan jika tidak ada keterlibatan pihak rumah sakit setempat tentang riwayat mendiang Imran, karena saat itu almarhum ke ibukota Provinsi atas inisiatif sendiri atau disebut Swab mandiri,  sehingga sejak mengalami gangguan kesehatan hingga dimakamkan, pihaknya tidak pernah terlibat langsung meskipun diketahui jika RSUD Mateng juga memiliki fasilitas pengambilan sampel Swab bagi pasien yang ditanganinya.

" Kami hanya menerima kabar setelah meninggal, tapi informasi awal akibat jantung sehingga tidak ada dugaan lain. Saat menerima informasi, kami selaku tim Satgas Covid 19 Mateng segera berkordinasi dan melacak siapa saja yang pernah dekat dan kontak dengan almarhum, lalu segera bertindak sesuai prosedur protokol kesehatan untuk mengurangi penularan yang lebih besar," jelas direktur RSUD Mateng.

Menurutnya, almarhum Imran Swab Mandiri di Mamuju dan secara kebetulan saat itu masa libur nasional selama tiga hari, sementara laboratorium Badan POM Mamuju tutup setiap sabtu minggu, sedangkan Rumah Sakit Regional juga sering kekurangan bahan sehingga hasil sampel harus dikirim ke Makassar. 

" Itupun biasanya jika kami mengirim sampel dari Mateng, juga harus menunggu antrian dan menghindari hari libur. Bahkan sebelum ada laboratorium Badan Pom, sampel kami kirim langsung ke makassar," tambahnya.

Dijelaskan pula, swab mandiri tentusaja berbeda dengan swab pasien di perawatan atau rumah sakit karena swab mandiri biasanya juga untuk kepentingan perjalanan, sehingga tidak ada indikasi tentang terpaparnya covid 19 terhadap almarhum dan saat merasa kondisi kesehatannya semakin menurun, hari itu juga segera dibawah ke rumahsakit lalu meninggal dunia.   "Itulah salasatu penyebab almarhum dikebumikan tidak sesuai protokol kesehatan," kata dr Patunrengi. 

Swab mandiri biasanya diduga untuk kepentingan perjalanan atau lainnya, sedangkan pasien akan melalui tahapan pemeriksaan dan harus protokol kesehatan karena telah nampak dari ciri-ciri pasien.   

Saat itu, Rabu (28/10) hari pertama Swab pasca pemakaman tim Satgas mengambil sampel sebanyak 150 orang dan  23 diantaranya dinyatakan positif, tetapi hasilnya diketahui secara bertahap karena menunggu antrian dilaboratorium.

Hingga hari ini, Rabu (11/11/2020) tercatat sebanyak 41 orang dinyatakan positif didua gedung karantina termasuk 3 diantaranya pasien lama yang tidak berkaitan dengan almarhum Imran.

Hal serupa disampaikan juru bicara (jubir) Satgas Covid19 Mamuju Tengah, Ishak Yunus mengatakan sejak awal hingga saat ini  tercatat 91  pasien Covid 19 dan 47 diantaranya dinyakan sembuh, 1 orang sedang dirawat di Rumah Sakit Haji Palu, satu orang berada di RSUD Mateng dan 2 orang sedang menjalani isolasi mandiri dan meninggal dunia sebanyak 2 orang, sementara 38 orang lainnya sedang menjalani masa karantina di Mateng.

" 31 orang sedang dirawat di gedung karantina Salugatta, Budoong-Budong dan tujuh orang di gedung karantina Kambicci, Tobadak"  singkat Ishak Yunus.

Upaya mecegah melonjaknya pasien Covid 19, Pemerintah kabupaten mengeluarkan surat melalui edaran Bupati Mateng, bernomor 099.5/5302/XI/2020 tentang pencegahan penyebaran dan  penularan Covid 19. 

Dikonfirmasi, Kepala BPOM Mamuju Netty Nurmulyawati menjelaskan, pihaknya tetap memberi ruang bagi pihak rumah sakit yang ada di sejumlah kabupaten se Sulawesi Barat terkait sampel swab Covid 19. 

Netty juga membantah adanya informasi soal kehabisan bahan di Laboratorium Balai Pom yang di pimpinnya.

Menurutnya, selama ini ia tak pernah kehabisan bahan terlebih lagi saat ini barusaja menerima bantuan bahan uji sampel Swab dari sejumlah, baik dari pemerintah Propinsi Sulbar Litbangkes, BNPB juga dari balai lampung serta balai lainnya. 

"Kami juga termasuk bagian dari gugus tugas Covid 19 dan kami selalu mensport rumah sakit jika mengirim specimen swab kepada balai bpom," jelas Netty melalui sambungan telepon. Kamis (19/11).

Netty mengakui jika masa liburan, pihaknya meliburkan pegawai yang ada dengan alasan jika BPOM Mamuju hanya ada satu tim. Sebab itu ia memutuskan untuk memberi waktu istirahat bagi pegawai jika hari libur. 

"Kasian pegawai kami pak, karena hanya ada satu tim sehingga harus libur, karena mereka (pegawai, red) juga hqrus beristirahat," jelasnya

Terkait uji sampel yang terkirim ke balai Makassar, hal itu tergantung pihak rumah sakit. Tetapi ia tetap menerima meskipun hari pengiriman ditentukan.

"Kami memberi saran kepada pihak rumahsakit, agar mengirim specimen hari kamis, sehingga  bisa diuji keesokan harinya, jika terkirim hari jumat tentu pegawai kami tidak punya waktu istirahat karena secara otomatis akan lembur," jelasnya. 

Netty menambahkan, pihaknya menerima specimen hampir seluruh rumah sakit yang ada di Propinsi Sulbar,  sehingga harus menunggu antrian untuk menerima hasil uji laboratorium dari Balai Pom Mamuju. 

Berdasarkan data yang diterima hari ini,  pasien Covid 19 untuk wialayah Mateng sebanyak 13 orang dan 5 dinyatakan sembuh. (jml)

Related

MATENG 4112517577628161490

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini