Fenomena Pengaturan Tender Proyek, James: Jadi Ruang KKN


 Gambar: Net

Mamasa, FMS--Viral, beredar rekaman video rekanan yang mengikuti proses tender proyek di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten Mamasa mengamuk pada, Kamis (10/7).

Rekanan tersebut mencurigai adanya pengaturan pemenang tender oleh pihak ULP atas intervensi oleh oknum yang diduga merupakan pentolan tim sukses saat pemilihan kepala daerah yang lalu.

Dalam video yang beredar, nampak rekanan membanting meja dan menendang kursi yang berada dalam ruangan Kelompok Kerja (Pokja) pengadaan barang dan jasa.

Selain itu, rekanan itu juga nampak berbicara kepada pegawai yang didapati dalam ruangan dengan keras sambil menggebrak meja.

"Tambai asan i solamu Pokja (Panggil semua temanmu Pokja, red)," kata salah satu rekanan.

Ia bertutur kekecewaannya atas intervensi oknum tertentu atas penentuan pemenang tender.

"apa juga itu Al*****i mau campuri urusan ini," ungkap dalam suara video yang beredar.

Menanggapi fenomena dugaan pengaturan pemenang tender, salah satu putra Mamasa diperantauan yang juga merupakan Pemerhati Pemerintahan, James Robert Pualillin menyampaikan selama sistem yang lama tidak diperbaiki, maka itu akan selalu menjadi persoalan.

"Menjadi ruang terjadi kemufakatan serta kesepakatan (di bawah tangan dengan kamuflase sistem) atas pertimbangan unsur korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan kepentingan orang-orang dan kelompok tertentu," katanya lewat pesan singkat whatsapp, Jumat (11/7).

Ia mengungkapkan tender-tender yang terkesan menggunakan sistem, itu hanya topeng dan kamuflase. Informasi proyek sudah dibocorkan lebih awal dan kadang proses pengumuman dibuka di menit-menit terakhir, sehingga mengurangi kompetisi dan membuka ruang lebar bagi calon rekanan yang sudah diproyeksikan sejak awal.

Tapi kalau ada pihak rekanan yang sudah on air dalam arti kompatibel dan kompetensi, biasanya mereka sudah siap. Jadi begitu pengumuman dibuka meskipun waktu terbatas, biasanya mereka siap mengupload seluruh dokumen persyaratan.

"Nah cilakanya, rekanan-rekanan yang sudah diproyeksikan sejak awal, karena mereka cenderung tidak kompatibel dan profesional, kalah dengan rekanan yang siap tarung tadi. Jadi biasanya mereka ngamuk-ngamuk, karena mereka yakin akan menang, karena sudah dapat rekomendasi dari orang-orang tertentu (shadow man, red)," ungkapnya.

Ia menambahkan asumsi yang dirinya sampaikan berdasarkan pengalaman dalam melakukan audit dan evaluasi terhadap trasparansi pemenang tender.

"Ini asumsi pandangan pribadi saya melihat situasi yang berkembang, berdasarkan pengalaman saya melakukan audit-audit dan evaluasi dalam hal transparansi pemenang tender dari sistem lelang yang sudah direkayasa pemenangnya," tambahnya. (klp)

Related

MAMASA 1149312073369709667

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item