Pengembangan Bawang Merah di Lambanan Terkendala Air

https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/10/pengembangan-bawang-merah-di-lambanan.html

Bardan, seorang warga mengatakan, hal itu disebabkan tingginya harga bibit yang mencapai tiga juta rupiah per kwintal, belum lagi pupuk dan racun hama, yang membuat para petani harus merogoh kocek lebih dalam.
"Mahal sekali bibit, dulu kita bisa berutang sama pengusaha, setelah panen baru dibayar sekarang sudah tidak ada pengusaha," ujar pria yang akrab disapa pua Ardia, Minggu (16/10).
Curah hujan yang tak menentu, juga merupakan faktor penyebab menurunnya minat warga bertani bawang. Sebab, seringkali para petani harus merelakan hasil tanamannya yang baru berusia 40 hari jika diguyur hujan.
"Namun tanpa air, tanaman bawang juga kltidak dapat tumbuh, dibutuhkan keseimbangan," imbuhnya.
Muliadi, warga lainnya mengaku masih sulit mengembagakan bawang merah dengan baik, karena terkendala sumber air.
"Kalau sumber air yang ada disini sekarang, tidak bisa. Sebab, sumber air ini hanya mampu menutupi kebutuhan sehari hari warga," ujarnya.
Agar bisa kembali mengembangkan bawang merah mereka berharap kedepan ada solusi dari pemerintah, yakni bantuan bibit dan pengairan. (Tfk)