Warga Lariang Harap Sungai Ditanggul
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/12/warga-lariang-harap-sungai-ditanggul.html
Warga Lariang saat diterima Komisi II DPRD Matra (foto: Indra Anwar) |
Puluhan masyarakat tersebut meminta agar pemkab Matra memperhatikan nasib kebun dan perkampungan mereka yang terancam abrasi sungai Lariang.
Sahir, salah satu perwakilan dari warga menyampaikan saat ini abrasi sungai Lariang di Bentu, dusun Marisa, desa Lariang sudah semakin massif. Jika tidak segera mendapat penanganan maka perlahan tapi pasti abrasi itu akan melenyapkan puluhan hektar perkebunan dan perkampungan mereka.
"Kami datang ke sini, untuk menyuarakan aspirasi kami ke DPRD, supaya tebing sungai Lariang yang ada di Bentu itu bisa segera di tanggul, panjangnya kira-kira tiga kilo meter. Di sana itu cuma tanggul perusahaan yang menjadi penahan sementara, tapi kalau itu jebol, sudah, semua kebun dan kampung akan hilang" ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan Dinas PU Matra, Malik mengungkapkan, bahwa pemkab Matra sudah menyurat ke kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) III Palu Sulteng mengenai permintaan penanggulan di wilayah Bentu tersebut. Namun, menurut pihak balai, anggaran khusus penanggulangan untuk wilayah yang dimaksud tidak tersedia.
Malik menambahkan untuk mengantisipasi sementara massifnya abrasi di Bentu, Pemkab saat ini hanya bisa berharap pada pihak perusahaan milik Astra Group yang kebetulan memiliki wilayah HGU di Bentu. Malik mengaku bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan perusahaan perkebunan ini.
"Untuk tahun 2017, pihak balai baru mengalokasikan dana khusus untuk survei investigasi design (SID). Secara keseluruhan terhadap daerah aliran sungai (DAS) Lariang, nanti setelah itu selesai barulah disusun detail engineering design (DED)-nya, jadi paling cepat realisasi tanggulnya pada tahun 2018," ungkapnya.
Ditempat yang sama, Ketua Komisi II DPRD Matra Saifuddin Andi Baso menyampaikan bahwa pihaknya akan segera merespon tuntutan masyarakat Lariang itu. Ia dan anggota komisi II lainnya akan segera turun lapangan untuk meninjau langsung titik abrasi yang dimaksud.
"Persoalan ini harus segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Sebab, ini masalah serius sehingga penanganannya pun harus total. Sebenarnya di Lariang itu sudah dilakukan pengukuran oleh pihak terkait, namun karena banyaknya bencana terjadi akhir-akhir ini, sehingga menyebabkan proyek penanggulan itu terpending," ungkapnya. (ind/har)