LPG 3 Kg Langka dan Mahal, Warga Rencana Beralih ke Kayu Bakar

Mamuju Tengahfokusmetrosulbar.com -- Kelangkaan dan tingginya harga gas elpiji 3 Kg di Kabupaten Mamuju Tengah, membuat sejumlah warga berniat beralih ke kayu bakar.
Ini diungkap sejumlah ibu rumah tangga di Dusun Bulurembu Desa Babana Kecamatan Budong-Budong, Selasa (21/3). Mereka jenuh sebab gas tabung melon itu semakin langka ditemukan. Kalaupun ada harganya melambung hingga Rp25 ribu. 


"Sudah satu minggumi gas langka, kita sudah keliling cari tapi tidak ada. Para pengecer umumnya kehabisan stok. Kalau begini terus lebih baik kita kembali ke kayu bakar," kata Sinan, ibu rumah tangga asal Bulurembu. 



Idris ,warga Babana, keluhkan kelangkaan elpiji
(foto:Jamal/fms)
Kelangkaan kebutuhan pokok untuk memasak itu membuat warga Budong-Budong resah. Untuk mendapatkan gas  mereka berupaya mencari hingga lima kilometer meter.  Itupun harga gas elpiji Rp3 kg sudah  melampaui harga eceran tertinggi (HET). 

"Tadi pagi saya sampai Topoyo cari gas, itupun susah. Harganya juga sudah naik dari Rp17 ribu jadi Rp22 ribu. Tapi saya tawar Rp20 ribu karena uang pas saya bawa, alhamdulillah dikasihji," ucap Rasyid yang juga warga Babana. 


Kelangkaan elpiji juga dikeluhkan Idris. Warga Babana itu mengeluhkan ulah pemasok dan pengecer yang memanfaatkan situasi. Mereka seenaknya permainkan harga tanpa memikirkan nasib warga miskin. Biasanya harga eceran paling tinggi Rp18 ribu. Kini naik jadi Rp25 ribu per tabung. "Kondisi seperti ini membuat orang susah tambah susah," keluhnya.


Ia berharap, kelangkaan dan mahalnya eceran gas elpiji di Mateng segera teratasi. Sekiranya dinas terkait tidak menutup mata melihat kondisi meresahkan warga itu. Kenaikan harga dianggap mencekik masyarakat kecil. (jml/riz)

Related

MATENG 2569077578200286088

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Pemilihan Serentak Kabupaten Majene