Minimnya Fasilitas Membuat Full Day School Masih Sulit Diterapkan

Ilustrasi full day school. Foto: INT
Mamasa, fokusmetrosulbar.com - Sejumlah kendala dihadapi dalam penerapan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 23 Tahun 2017 tentang "Full Day School".

Hal itu disampaikan Muhammad Syukur Badawi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknasbud) Mamasa.

Ia mengatakan, kendala utama yang dihadapi di Mamasa adalah ruang kelas disejumlah sekolah yang masih kurang membuat proses belajar dilakukan secara bergiliran.

"Ada yang masuk pagi dan ada yang masuk siang. Sementara kalau itu diberlakukan maka kelas pagi akan masuk jam 07, pulang pukul 16.00, dan yang masuk pukul 16.00 pulang jam 11 malam, sehingga ini sangat mustahil untuk diberlakukan," tuturnya, Kamis (28/9).

Meski penerapan Full Day School sesuai amanat Permendikbud disesuaikan dengan kondisi di daerah masing-masing, namun menurutnya, belum cukupnya fasilitas yang dimiliki sekolah serta masih kurangnya tenaga pendidik membuat penerapan Permendikbud itu belum dapat terlaksana di Mamasa.

Kendati demikian, Ia mengaku akan tetap berupaya untuk melaksanakan amanat itu. Sebagai langkah awal, dirinya menunjuk beberapa sekolah yang akan dijadikan percontohan.

"Tahun 2018  kami menargetkan sekolah percontohan. Untuk tingkat SMP difokuskan di SMP Frater Mamasa dan untuk SD dilakukan di SDN 034 Tatoa," ucapnya.

Atas tindak lanjut rencana tersebut, ia mengaku telah berkomunikasi dengan pihak SMP Frater Mamasa terkait penerapan Full Day School. sedangkan alasan memilih SDN 034 Tatoa karena muridnya tidak terlalu banyak dan belum diberlakukan sistem shift.

Selain itu, Syukur mengutarakan bahwa pada tahun 2018 pihaknya akan memberlakukan sistem pembagian zona bagi pendaftar baru, agar pelajar yang mendaftar tidak terlalu menumpuk pada satu sekolah.

"Misalnya bagi masyarakat Kecamatan Sesenapadang diharuskan mendaftar di SMA Negeri 2 Sesenapadang, tidak perlu lagi mendaftar di SMAN 1 Mamasa. Hal ini dilakukan agar jumlah pelajar dapat berimbang di sekolah dan tidak ada lagi sekolah yang kekurangan murid," ungkapnya.

Menurutnya, kebijakan tersebut sebagai langkah memaksimalkan peran sekolah dan supaya peserta didik tidak harus pergi jauh bersekolah.

"Termasuk nantinya kita akan upayakan fasilitas sekolah merata, tidak ada yang sekolah yang dianggap unggul dari sekolah lain," pungkasnya. (klp/tfk)

Related

#NASIONAL 2338060514668997692

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini