Salurkan Bantuan, IWO Sulbar Sambangi Rumah Bungaisa
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/10/salurkan-bantuan-iwo-sulbar-sambangi.html
Mamuju, fokusmetrosulbar.com-Anggota Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sambangi kediamam Bungaisa (70) tahun, janda tua yang hidup miskin di pinggiran Kota Mamuju, bersama ketiga cucunya yang terlantar.
Sejumlah delegasi IWO yang mendatangi kediaman Bungaisa yang terletak di Simbuang, Kelurahan Karema Selatan, Kecamatan Simboro, Senin (9/10), guna memberikan sejumlah bantuan terhadap warga tersebut.
Ketiga cucunya itu, yakni Nurang (7 bulan) Rita (3) tahun dan Dika (8) tahun, ditinggal pergi kedua orang tuanya pasca bercerai beberapa tahun lalu.
Ketua IWO Sulbar Muhammad Basri mengatakan, kunjungan seperti ini bukan yang pertama kali dilakukan semenjak lembaga IWO terbentuk di Sulbar.
"Apa yang kami lakukan merupakan panggilan jiwa sebagai bentuk kepedulian untuk saling membantu. Dimana nenek Bungasia yang tinggal dalam gubuk ukuran 2X3 meter persegi bersama ketiga cucunya dalam keadaan memprihatinkan," ujarnya.
Ironisnya kata Basri, meski Bungaisa tinggal dalam ibukota Provinsi Sulbar, pemerintah seakan tutup mata akan kondisi yang dialami Warga Simbuang itu.
"Saya sangat menyayangkan sikap pemerintah seperti lurah, camat dan instansi terkait kenapa tidak ada kepeduliannya terhadap masyarakat kecil seperti Bungasia ini," ungkapnya.
Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari bersama ketiga cucunya, Bungaisa hanya bisa bekerja membuat atap yang terbuat daun nipa yang dijualnya dengan harga Rp. 2500 perlembar.
"Alhamdulillah kalau ada yang laku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi terkadang juga tidak ada yang laku," ungkapnya.
Ia mengaku selama ini belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Untuk memenuhi keinginan cucunya yang masih berusia 7 bulan itu, ia terpaksa memberikan air nasi sebagai pengganti susu.
"Baru kali ini nak, ada yang datang beri saya bantuan selama ini hanya tetangga," ungkapnya. (awl/tfk)
Sejumlah delegasi IWO yang mendatangi kediaman Bungaisa yang terletak di Simbuang, Kelurahan Karema Selatan, Kecamatan Simboro, Senin (9/10), guna memberikan sejumlah bantuan terhadap warga tersebut.
Ketiga cucunya itu, yakni Nurang (7 bulan) Rita (3) tahun dan Dika (8) tahun, ditinggal pergi kedua orang tuanya pasca bercerai beberapa tahun lalu.
Ketua IWO Sulbar Muhammad Basri mengatakan, kunjungan seperti ini bukan yang pertama kali dilakukan semenjak lembaga IWO terbentuk di Sulbar.
"Apa yang kami lakukan merupakan panggilan jiwa sebagai bentuk kepedulian untuk saling membantu. Dimana nenek Bungasia yang tinggal dalam gubuk ukuran 2X3 meter persegi bersama ketiga cucunya dalam keadaan memprihatinkan," ujarnya.
Ironisnya kata Basri, meski Bungaisa tinggal dalam ibukota Provinsi Sulbar, pemerintah seakan tutup mata akan kondisi yang dialami Warga Simbuang itu.
"Saya sangat menyayangkan sikap pemerintah seperti lurah, camat dan instansi terkait kenapa tidak ada kepeduliannya terhadap masyarakat kecil seperti Bungasia ini," ungkapnya.
Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari bersama ketiga cucunya, Bungaisa hanya bisa bekerja membuat atap yang terbuat daun nipa yang dijualnya dengan harga Rp. 2500 perlembar.
"Alhamdulillah kalau ada yang laku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi terkadang juga tidak ada yang laku," ungkapnya.
Ia mengaku selama ini belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Untuk memenuhi keinginan cucunya yang masih berusia 7 bulan itu, ia terpaksa memberikan air nasi sebagai pengganti susu.
"Baru kali ini nak, ada yang datang beri saya bantuan selama ini hanya tetangga," ungkapnya. (awl/tfk)