Syekh Yusuf Al-Makassary Tuanta Salamaka Ulama Termasyur (1626 - 1699)

Syekh Yusuf Al-Makassary Tuanta Salamaka adalah ulama besar yang sulit dicari bandingnya. Bukan hanya menjadi ulama sufi, dia juga seorang pahlawan nasional, dan penulis yang bersinar.

Syekh Yusuf dilahirkan dalam istana Kerajaan Gowa, 3 Juli 1626, kemudian mengorbit ke dunia internasional. Syekh Yusuf Al-Makassary menjadi manusia diaspora pertama di nusantara. Ia mengembara ke berbagai negara, demi memuaskan dahaganya menuntut pengetahuan agama.

Sejarawan peradaban Islam, Prof. Ahmad Sewang, mengatakan, Syekh Yusuf Al-Makassary merupakan manusia pertama di nusantara pada awal abad ke-17 yang melakukan perjalanan diaspora ke luar negeri. Syekh Yusuf tercatat pernah bermukim di India, Yaman, Mekah, Madinah, Damaskus, Sailon (Srilanka), Turki dan Afrika Selatan.

“Syekh Yusuf adalah seorang perintis, yang di dalam bahasa Arab disebut Assabiqunal Awwalun. Perintis yang melakukan diaspora perjalanan ke luar negeri yang pertama,” kata Prof Sewang.

Sejarah tidak mencatat secara rinci, lama pengembaraan Syekh Yusuf Al-Makassary. Namun, diperkirakan perjalanan diaspora Syekh Yusuf dilakoni selama 20 tahun hingga 28 tahun. Syekh Yusuf meninggalkan Makassar langsung menuju Banten, sebelum akhirnya melanglang buana.

Wakil Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Syekh Yusuf Al-Makassary, Syekh KH Sahib Sultan Kr. Nompo, mengungkapkan, beberapa jejak perjalanan Syekh Yusuf yang diketahuinya yakni di Banten 16 tahun, Sailon 10 tahun, dan Afrika Selatan 5 tahun.

Syekh KH Sahib Sultan Kr. Nompo mengatakan, Syekh Yusuf Al-MAkassary kemudian wafat di Capetown, Afrika Selatan, 23 Mei 1699. Kabar meninggalnya Syekh Yusuf waktu itu, membuat Raja Gowa mengirim utusan ke Afrika Selatan, agar bisa membawa pulang jazadnya ke Gowa. Permintaan yang sama dilakukan oleh pihak Kerajaan Banten, dan Sailon.

Syekh KH Sahib Sultan menceritakan, kala itu terjadi perdebatan sengit dan alot. Utusan Gowa bersikukuh meminta jazadnya dengan alasan Syekh Yusuf lahir di Gowa. Utusan Kerajaan Banten berargumentasi, Syekh Yusuf berjuang lama di Banten.

Sedangkan utusan Sailon mengatakan, tempat pengungsian pertama Syekh Yusuf di Sailon dan istri terakhirnya juga di Sailon. Namun pihak Afrika Selamat bertahan, Syekh Yusuf meninggal dunia di Afrika Selatan sehingga harus dimakamkan di sana.

“Karena karomahnya, terdengar suaranya Syekh Yusuf, wahai orang Gowa maupun orang Banten dan orang Sailon. Apa saja yang diberikan kepadamu, bawa saja walaupun bukan aslinya. Singkat cerita orang Gowa diberikan potongan rambutnya, orang Banten diberikan potongan kukunya dan orang Sailon diberikan sorban yang sering dipakai Syekh Yusuf,” ungkap Syekh KH Sahib Sultan.

Saat peti berisi potongan rambut Syekh Yusuf dibuka di Gowa terjadi keajaiban. Dikatakan Syekh KH Sahib Sultan, potongan rambut tersebut menjadi pasir dan kemudian menjadi jazad Syekh Yusuf seperti baru saja meninggal. Jazad itulah yang dikebumikan dengan upacara kebesaran Kerajaan Gowa. Dalam Lontara juga ditulis bahwa yang dikebumikan adalah jazad Syekh Yusuf.

Ditambahkan Prof Sewang, Syekh Yusuf bukan hanya ulama yang sangat berpengaruh. Dia juga seorang pahlawan nasional. Bahkan satu-satunya manusia yang menjadi pahlawan di dua negara. Syekh Yusuf ditetapkan sebagai pahlawan di Indonesia (1995) dan juga resmi ditetapkan sebagai pahlawan di Afrika Selatan (2005).

Syekh Yusuf juga seorang penulis yang hebat. Sedikitnya, terdapat 23 buku yang ditinggalkan Syekh Yusuf. “Hebatnya, karena Syekh Yusuf menulis dalam bahasa internasional. Dia menulis dalam bahasa Arab,” kata Prof Sewang.

Beberapa buku yang ditinggalkan Syekh Yusuf antara lain, Hasyiyah dalam kitab Al-Anbah fi I’rab La Ilaha Illa Allah, Kaifiyyat Al-Nafy wa Al-Isbat Bi Al-Hadis Al-Qudsi, Taj al-Asrar fi Tahqiq Masyarib al-‘Arifin , Al-Fawa’id Al-Yusufiyyah fi Bayan Tahqiq Al-Shufiyyah, Muqaddimah Al-Fawa’id ila Ma La Budda min Al-Aqa’id , Bidayat Al-Mubtadi’, Qurrah Al-‘ain, Habl Al-Marid Li Sa’adah Al Murid, Al-Futuhat Al-Rabbaniyyah, Zubdah Al-Asrar fi Tahqiq Masyarib Al-Akhyar, Tuhfah Al-Labib bi Liqa’ Al-Habib, Safinah Al-Najah Al-Mustafadah ‘an Al-Masyayikh Al-Tsiqat, Sirr Al-Asrar, Fath Kaifiyyat Al-Zikr Matalib Al-Salikin.

(*)

Related

MAMUJU 1489418902331055685

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini