Pegiat Anti Korupsi di Mamasa Kembali Soroti Pernyataan Wakajati Sulbar
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/11/pegiat-anti-korupsi-di-mamasa-kembali.html
Kali ini disampaikan oleh Bidang Investigasi Lembaga Swadaya Masyarakat Akindo Sulawesi Barat, Andi Waris Tala, Kamis (7/11).
"Saya tidak tahu apakah Wakajati dalam keadaan sehat atau tidak ketika mengeluarkan pernyataan tersebut. Ini akan menjadi polemik ditengah-tengah masyarakat," katanya.
Ia menuturkan seharusnya Wakajati memberi peringatan bahwa ada proses hukum menunggu para pelaku korupsi, bukan justru membuka ruang agar pelaku lebih bersemangat menjalankan aksinya.
"Pernyataan itu membuat para koruptor berfikir bahwa sebesar apapun yang dikorupsi tidak bakal jadi tersangka," tuturnya.
Seharusnya Wakajati katanya, menjelaskan tiga fungsi vital kejaksaan, yaitu lidik, sidik, dan penuntutan didepan persidangan.
"Dengan pernyataan yang melemahkan pemberantasan korupsi itu, Wakajati secara tidak langsung mengatakan oknum yang sudah merugikan negara dapat dibebaskan dengan tidak mengtersangkakan terduga pelaku," jelasnya.
Sebelumnya, dalam acara kunjungan kerja ke Mamasa, Wakajati Sulbar tercatat dua kali melontarkan pernyataan terkait penanganan korupsi yang dinilai menimbulkan polemik.
Pernyataan pertama disampaikan pada malam ramah tamah dengan Pemerintah Kabupaten Mamasa, Rabu (6/7) saat memperkenalkan diri dan pernyataan kedua dihari berikutnya disampaikan dalam acara puncak kunjungan kerja saat memberi sambutan.
Pada kedua kesempatan tersebut, Wakajati Sulbar mengatakan bahwa pencegahan tindak pidana korupsi jauh lebih baik dibandingkan menindak dan menghukum orang-orang ke penjara.
Untuk memastikan maksudnya dipahami semua orang yang hadir, Ia memberi contoh komitmenya yang kuat pada pencegahan korupsi. "Saya pernah diminta untuk menetapkan seseorang jadi tersangka, namun saya tolak karena visi saya jelas mencegah tidak pidana korupsi jauh lebih hebat," katanya. (kedi)
