Anjuran WHO, Napi Lapas Polewali Jahit Ratusan Maker Kain
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/04/anjuran-who-napi-lapas-polewali-jahit.html
POLMAN, FMS - Untuk mencegah penyebaran wabah pandemi virus Covid 19, warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menjahit 400 lembar masker kain.
Pembuatan masker ini dilakukan setelah adanya anjuran dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar menggunakan masker setiap hari saat beraktifitas diluar rumah.
Pembuatan masker ini dilakukan oleh Napi yang telah mengikuti keterampilan khusus menjahit. Setiap hari, Napi mampu membuat masker 50- 100 lembar setiap hari. Bahan masker yang digunakan adalah berbahan dasar kain katun sesuai dengan anjuran dari WHO.
Proses pembuatan diawali dengan pengukuran kain. Setiap masker membutuhkan sekitar 20 cm kain. Setelah diukur, kain lalu digunting memanjang dan selanjutnya proses penjahitan untuk menyatukan bahan. Masker buatan lapas ini terdiri dari 3 fly lipatan agar lebih tahan menangkal debu dan virus.
Sebelum digunakan, masker terlebih dahulu diuji kelayakannya, diseterika dan disemprot cairan antiseptik agar tetap steril.
"Bahannya sangat bagus dan tebal. Ini bisa dicuci kembali," katanya sambil menguji maskernya.
Kepala Lapas Polewali Abd Waris mengatakan, ide ini muncul setelah muncul himbauan dari pemerintah, apalagi masker sekarang susah di dapatkan.
"Makanya kami berinisiatif membuat masker secara mandiri. Kami membelikan kain dan bahan lainnya," kata Abd Waris, Sabtu, (11/4/2020).
Untuk sementara masker produk lapas ini hanya untuk kebutuhan internal lapas saja, yakni bagi pegawai dan napi, namun tidak menutup kemungkinan, jika ada permintaan dari luar akan dilayani.
"Masker ini telah dibagikan kepada pegawai lapas saat apel dan digunakan saat beraktivitas," tutupnya.(Asrianto)
Pembuatan masker ini dilakukan setelah adanya anjuran dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar menggunakan masker setiap hari saat beraktifitas diluar rumah.
Pembuatan masker ini dilakukan oleh Napi yang telah mengikuti keterampilan khusus menjahit. Setiap hari, Napi mampu membuat masker 50- 100 lembar setiap hari. Bahan masker yang digunakan adalah berbahan dasar kain katun sesuai dengan anjuran dari WHO.
Proses pembuatan diawali dengan pengukuran kain. Setiap masker membutuhkan sekitar 20 cm kain. Setelah diukur, kain lalu digunting memanjang dan selanjutnya proses penjahitan untuk menyatukan bahan. Masker buatan lapas ini terdiri dari 3 fly lipatan agar lebih tahan menangkal debu dan virus.
Sebelum digunakan, masker terlebih dahulu diuji kelayakannya, diseterika dan disemprot cairan antiseptik agar tetap steril.
"Bahannya sangat bagus dan tebal. Ini bisa dicuci kembali," katanya sambil menguji maskernya.
Kepala Lapas Polewali Abd Waris mengatakan, ide ini muncul setelah muncul himbauan dari pemerintah, apalagi masker sekarang susah di dapatkan.
"Makanya kami berinisiatif membuat masker secara mandiri. Kami membelikan kain dan bahan lainnya," kata Abd Waris, Sabtu, (11/4/2020).
Untuk sementara masker produk lapas ini hanya untuk kebutuhan internal lapas saja, yakni bagi pegawai dan napi, namun tidak menutup kemungkinan, jika ada permintaan dari luar akan dilayani.
"Masker ini telah dibagikan kepada pegawai lapas saat apel dan digunakan saat beraktivitas," tutupnya.(Asrianto)