Sulbar Jadi Pelaksana Pertama Gerakan Perlindungan Anak

https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/07/sulbar-jadi-pelaksana-pertama-gerakan.html
MAJENE, FMS - Menyadari masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak di masyarakat, maka Kementerian PP dan PA menginisiasi lahirnya sebuah gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM)
Di Sulawesi Barat, Biro Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulbar, mencatat sebanyak 114 kasus kekerasan anak terjadi di lima kabupaten sepanjang tahun 2015. Dari 114 kasus kekerasan anak, 23 kasus di antaranya merupakan kasus kekerasan fisik, selebihnya adalah kasus kekerasan seksual,penganiayaan,penelantaran, dan eksploitasi pada anak (Data Kabag.PA 2015).
Menyoal hal tersebut provinsi ke 33 ini langsung menghelat pelatihan aktivis Desa PATBM Yang berlangsung beberapa hari lalu di penginapan B’Nusabila Lembang, Majene.
"Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan PATBM ditingkat desa kami Menjadi Pelaksana Pertama Gerakan Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat," kata Rhena, salah seorang aktivis desa Sulbar, Minggu (3/7).
"Inilah salah satu yang dilakukan Biro PP & PA Sulbar beserta Fasilitator asal Sulbar dalam menjawab harapan sambutan Ibu Mentri PP & PA yang meminta agar Biro PP & PA ditingkat Provinsi maupun kabupaten/kota dapat bekerja sama dengan pusat Studi Wanita/pusat studi Gender (PSW/PSG) Sebagai mitra dalam melakukan pendampingan pelaksanaan model PATBM di Wilayah masing-masing," sambung Rhena.
Sebelumnga, sejumlah aktivis dan fasilitator desa telah dilatih TOT di Bali beberapa waktu lalu. Setelah itu, setiap provinsi termasuk sulbar yang masuk ASDEP Kekerasan dan Eksploitasi sebelumnya telah melaksanakan penjaringan aktvis PATBM disetiap desa yang terpilih yakni dua desa di satu kabupaten Majene dan 2 desa lagi di Kab. Polman.
Meski pelaksanaan Pelatihan ini dilaksanakan di tempat yang sederhana namun tidak menyurutkan semangat peserta dan fasilitator dalam mengikuti semua alur proses pelatihan yang dikemas semenarik mungkin dengan arahan Fasilitator Nasional Beserta masukan dari tim KPPPA yang bersiap hadir di pelatihan tersebut selama pelatihan berlangsung hingga selesainya
Dengan adanya pelatihan Aktivis PATBM ini diharapkan dapat memberi dampak yang positif untuk penekan angka kekerasan pada anak di setiap masing-masing desa dan aktivis desa akan mulai tampil mengambil bagian dari peran di Desa. (Ha)
Di Sulawesi Barat, Biro Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulbar, mencatat sebanyak 114 kasus kekerasan anak terjadi di lima kabupaten sepanjang tahun 2015. Dari 114 kasus kekerasan anak, 23 kasus di antaranya merupakan kasus kekerasan fisik, selebihnya adalah kasus kekerasan seksual,penganiayaan,penelantaran, dan eksploitasi pada anak (Data Kabag.PA 2015).
Menyoal hal tersebut provinsi ke 33 ini langsung menghelat pelatihan aktivis Desa PATBM Yang berlangsung beberapa hari lalu di penginapan B’Nusabila Lembang, Majene.
"Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan PATBM ditingkat desa kami Menjadi Pelaksana Pertama Gerakan Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat," kata Rhena, salah seorang aktivis desa Sulbar, Minggu (3/7).
"Inilah salah satu yang dilakukan Biro PP & PA Sulbar beserta Fasilitator asal Sulbar dalam menjawab harapan sambutan Ibu Mentri PP & PA yang meminta agar Biro PP & PA ditingkat Provinsi maupun kabupaten/kota dapat bekerja sama dengan pusat Studi Wanita/pusat studi Gender (PSW/PSG) Sebagai mitra dalam melakukan pendampingan pelaksanaan model PATBM di Wilayah masing-masing," sambung Rhena.
Sebelumnga, sejumlah aktivis dan fasilitator desa telah dilatih TOT di Bali beberapa waktu lalu. Setelah itu, setiap provinsi termasuk sulbar yang masuk ASDEP Kekerasan dan Eksploitasi sebelumnya telah melaksanakan penjaringan aktvis PATBM disetiap desa yang terpilih yakni dua desa di satu kabupaten Majene dan 2 desa lagi di Kab. Polman.
Meski pelaksanaan Pelatihan ini dilaksanakan di tempat yang sederhana namun tidak menyurutkan semangat peserta dan fasilitator dalam mengikuti semua alur proses pelatihan yang dikemas semenarik mungkin dengan arahan Fasilitator Nasional Beserta masukan dari tim KPPPA yang bersiap hadir di pelatihan tersebut selama pelatihan berlangsung hingga selesainya
Dengan adanya pelatihan Aktivis PATBM ini diharapkan dapat memberi dampak yang positif untuk penekan angka kekerasan pada anak di setiap masing-masing desa dan aktivis desa akan mulai tampil mengambil bagian dari peran di Desa. (Ha)