Program Revolusi Hijau, Majene Siap Panen 100 Ribu Pohon Cabai

Foto cabai siap panen (sumber: Humas Pemkab Majene)
Majene, fokusmetrosulbar.com- Di bawah kepemimpinan Bupati Fahmi Massiara dan Wakilnya Lukman,Kabupaten Majene tengah megusung tiga program kerja utama pemerintah. Program tersebut diantaranya dinamai Revolusi Biru. Agenda ini mengcover program sektor kelautan dan perikanan. Selain itu, Revolusi Hijau yakni program kerja sektor pertanian juga perkebunan. Sedangkan yang ketiga adalah Revolusi Pariwisata. Ketiga program ini, telah di tuangkan dalam bentuk naskah resmi RPJMD pemerintah kabupaten Majene yang juga merupakan visi misi Fahmi-Lukman saat pencalonan di Pilkada Majene 2015 lalu.

Dari ketiga program besar itu, nampaknya program Revolusi Hijau yang saat ini telah menunjukan hasil cukup baik. Beberapa komoditas holtikultura sejak tahun 2016 hingga awal 2017 ini terus mengalami peningkatan produktivitas. Diantaranya, tanaman bawang merah dan cabai.

Komoditi bawang merah misalnya, petani Majene telah mampu memproduksi hingga 12 ton di tiap hektarnya. Dengan harga pasar cukup menjanjikan, yakni Rp. 20 ribu hingga Rp.21 ribu setiap Kilogram, petani Majene tampak srius geluti usaha bawang merah ini. Bahkan menurut catatan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Distanakbun) Majene, keuntungan para petani bawang merah pada panen raya lalu ada yang mencapai  Rp. 20 juta hingga Rp.40 juta per orang.

Untuk tanam cabai, tak kalah menjanjikan. Wakil Bupati Majene Lukman yang ditemui di ruang kerjanya beberapa saat lalu mengatakan, tidak lama lagi petani cabai akan memanen sekitar 100 ribu pohon. Kebun cabai itu tersebar di tiap wilayah di Majene. Menurut Lukman, hal ini merupakan salah satu panen terbesar sekaligus merupakan langkah awal berjalanya program Revolusi Hijau di Majene.

Tingginya harga cabai di akhir 2016 lalu kemudian disikapi pemerintah pusat untuk menggalakan penanaman cabai baik dalam produksi besar ataupun rumah tangga. Namun rupanya, jauh hari sebelumnya, hal tersebut telah di prediksi pemerintah daerah Majene.

Lukman menjelaskan, sejak dirinya dilantik pada juni 2016 lalu, di pembahasan APBD perubahan agustus 2016 pemerintah telah menambahkan perluasan penanaman cabai sebanyak 5 hektar. “Jadi kami prediksi sebelumnya kalau desember itu natal dan tahun baru, pasti ada lonjakan harga cabai makanya kami tambahkan 5 hektar dalam APBD Perubahan. Kalau di jakarta atau di pulau Jawa baru mau tanam, kita sudah mau panen 100 ribu pohon sekaligus,” terang Lukman.

Ia juga berharap agar SKPD terkait dan juga pemerintah provinsi Sulbar terus memperhatikan program ini dengan terus mengintervensi dalam bantuan bibit dan perlengkapan teknis lainya. Produksi cabai harus di lanjutkan dan dikembangkan mengingat kondisi tanah di Majene cocok untuk tanaman cabai juga di dukung  etos kerja para petani yang professional.

TP-PPK Galakkan Tiap Rumah Tanam Pohon Cabai

Sementara itu, ketua Tim Penggerakn PKK Kab Majene  Fatmawati Fahmi, juga menggalakan program mengajak kaum Ibu menanam cabai di pekarangan rumah. Gerakan ini merupakan gagasan Kementrian Pertanian untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai di pasaran. Meski demikian program tersebut sejak jauh hari telah ada melalui program 10 pokok PKK.

"Banyak keuntungan yang kita dapat dengan program tanam cabai ini, ibu rumah tangga tentu tidak akan merasakan dampak kenaikan harga cabai khususnya dalam pengeluaran kebutuhan rumah tangga, karena ada cabai yang kita langsung bisa petik di halaman rumah masih segar dan sehat tentunya," pungkas Fatmawati.

Belum lama ini ketua Tim penggerak PKK Kab Majene juga melakukan penandatangan Mou dengan Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Balitbangtan Provinsi Sulbar dalam hal mensukseskan program tanam cabai di Majene.  Perjanjian kerjasama tersebut tentang pendampingan Inovasi Teknologi Pertanian di Sulbar. Balitbangtan akan membantu dalam hal teknis pembibitan oleh PKK sebagai penggerak penanaman cabai bagi tiap rumah tangga di Majene. (hms/har)

Related

MAJENE 5765560624461440532

Post a Comment

  1. Perlu jg kita pertahankan atau perlindungan mata air disekitar pertanian. Sebab petani sangat membutuhkan keberlangsungan keguatannya.
    Penghijauan yg selama ini masih terhitung gagal..potensi hutan majene semajin menipis produksi mata air . Kantong2 air semakin berkurang. Jd perlu ada strategi baru dibidang penghijauan...selama ini kebanyakan hanya tanam tinggal, tdk ada pemeliharaan yg maksimal. #savemataair

    ReplyDelete

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini