14 Tahun Matra dan Kenangan Manis Agus-Saal
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/04/14-tahun-matra-dan-kenangan-manis-agus.html
Mamuju Utara, fokusmetrosulbar.com- Masyarakat Kabupaten Mamuju Utara tumpah ruah di Alun -alun Kota Pasangkayu malam tadi. Mereka hadir demi menyaksikan opening Pembukaan Pemeran Pembangunan Hari Jadi ke-14 Kabupaten Mamuju Utara.
Meski tak ada Dewan Kesenian di daerah ini, namun warga Kabupaten Matra tetap dimanjakan dengan beberapa penampilan dari sanggar-sanggar seni yang ada.
Sebagai pembuka, Sanggar Seni Millor menampilkan tari nawa jiwa, disusul dengan penampilan sendratari, dan diakhir persembahan musik angklung. Pengunjung ramai pun tampak bak terhipnotis oleh penampilan ketiga sanggar tersebut. Atahlagi, dengan disediakannya dua buah layar tancap di samping panggung sehingga penonton leluasa menyaksikan setiap persembahan.
Di kesempatan ini, empat kameramen dari Forum Wartawan Mamuju Utara (Format) berhasil memainkan peran hingga para penonton yang hadir bebas meyaksikan pembukaan pameran HUT ke-14 Mamuju Utara.
Salah satu tokoh budaya lokal, Taufik, menyatakan, ketiga tarian tersebut merupakan representatif bahwa Mamuju Utara ini berlandaskan keberagaman.
"Mamuju Utara ini berbhineka tunggal ika dan inilah Indonesia Mini," ujarnya saat dialog khusus di stand Forum Mamuju Utara (Format).
Malam kian semarak, tabuhan gendang dan tiupan terompet musik Marching Band dari Satuan Polisi Pamong Praja yang berkolaborasi dengan Gruad Color SMA Negeri 1 Pasangkayu juga menyita mata para penonton.
Selain tarian yang disajikan malam tadi, Ketua Panitia juga membacakan beberapa rangkaian kegiatan di hari jadi yang ke-14 bumi Vova Sanggayu ini. Salah satu agenda acara adalah napak tilas Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Mamuju Utara.
Ada yang menarik di acara ini, adalah kehadiran Format, sebagai organisasi Pers lokal. Ketua Format, Joni Banne Tonapa telah berperan penting dengan menampilkan history kabupaten Mamuju Utara dari kaca mata dan rekaman kamera jurnalistik. Atas kerjasamanya dengan bagian Humas Pemkab Matra, Joni dan Format-nya pun sukses menayangkan sejarah panjang perjuangan kabupaten paling utara Sulbar ini.
Pengunjung pameran pembangunan diajak menyaksikan perjalanan sejarah awal-awal Kabupaten Mamuju Utara hingga Kabupaten Matra saat ini. Selain itu sebuah gerak animasi diperlihatkan kepada masyarakat bahwa ke depan akan dibangun pantai Vova Sanggayu setelah pantai itu direvitalisasi oleh dinas PUPR nantinya.
Sisi lain, stand-stand yang dihiasi oleh lampu-lampu mercury malam menambah variatif kreativitas dalam menyambut HUT ke-14 Matra.
Usai arahan atau sambutan dari Bupati Mamuju Utara, beliau menandatangani tiga prasasti sebagai ikon Mamuju Utara, yakni Bundaran SMART, Masjid Al-Madaniah, dan Jembatan Merah Pasangkayu. Ketiga ikon tersebut sebagai bukti sejarah bahwa Pasangan Agus Ambo Djiwa dan H. Muhammad Saal telah berbuat untuk Kabupaten Mamuju Utara. Tiga ikon Matra itu adalah kenangan manis Agus-Saal.
Di wajah Bupati Mamuju Utara, Agus Ambo Djiwa, ada rasa bangga sebab dirinya bersama Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Mamuju Utara telah memetik hasil perjuangan 15 tahun lalu.
Distand Format, Bupati Mamuju Utara menyampaikan bahwa dulunya daerah ini terdiri empat kecamatan. Yakni Kecamatan Pasangkayu, Sarudu, Baras, dan Bambalomutu. Setelah memenuhi syarat di situlah terbentuk kabupaten.
Sambung Bupati Agus, dulu, Pasangkayu merupakan daerah pembungan dan terisolir. Orang datang ke Pasangkayu lewat laut, tetapi potensi sumber daya alam sangat melimpah. Setelah adanya UU Otonomi Daerah, maka itulah pintu untuk pembentukan Kabupaten Mamuju Utara.
Selamat HUT ke-14 Mamuju Utara
Laporan: Indra Anwar
Meski tak ada Dewan Kesenian di daerah ini, namun warga Kabupaten Matra tetap dimanjakan dengan beberapa penampilan dari sanggar-sanggar seni yang ada.
Sebagai pembuka, Sanggar Seni Millor menampilkan tari nawa jiwa, disusul dengan penampilan sendratari, dan diakhir persembahan musik angklung. Pengunjung ramai pun tampak bak terhipnotis oleh penampilan ketiga sanggar tersebut. Atahlagi, dengan disediakannya dua buah layar tancap di samping panggung sehingga penonton leluasa menyaksikan setiap persembahan.
Di kesempatan ini, empat kameramen dari Forum Wartawan Mamuju Utara (Format) berhasil memainkan peran hingga para penonton yang hadir bebas meyaksikan pembukaan pameran HUT ke-14 Mamuju Utara.
Salah satu tokoh budaya lokal, Taufik, menyatakan, ketiga tarian tersebut merupakan representatif bahwa Mamuju Utara ini berlandaskan keberagaman.
"Mamuju Utara ini berbhineka tunggal ika dan inilah Indonesia Mini," ujarnya saat dialog khusus di stand Forum Mamuju Utara (Format).
Malam kian semarak, tabuhan gendang dan tiupan terompet musik Marching Band dari Satuan Polisi Pamong Praja yang berkolaborasi dengan Gruad Color SMA Negeri 1 Pasangkayu juga menyita mata para penonton.
Bupati H. Agus Ambo Djiwa (tengah) saat berkunjung ke Stand Format (foto: Indra Anwar/fms) |
Ada yang menarik di acara ini, adalah kehadiran Format, sebagai organisasi Pers lokal. Ketua Format, Joni Banne Tonapa telah berperan penting dengan menampilkan history kabupaten Mamuju Utara dari kaca mata dan rekaman kamera jurnalistik. Atas kerjasamanya dengan bagian Humas Pemkab Matra, Joni dan Format-nya pun sukses menayangkan sejarah panjang perjuangan kabupaten paling utara Sulbar ini.
Pengunjung pameran pembangunan diajak menyaksikan perjalanan sejarah awal-awal Kabupaten Mamuju Utara hingga Kabupaten Matra saat ini. Selain itu sebuah gerak animasi diperlihatkan kepada masyarakat bahwa ke depan akan dibangun pantai Vova Sanggayu setelah pantai itu direvitalisasi oleh dinas PUPR nantinya.
Sisi lain, stand-stand yang dihiasi oleh lampu-lampu mercury malam menambah variatif kreativitas dalam menyambut HUT ke-14 Matra.
Usai arahan atau sambutan dari Bupati Mamuju Utara, beliau menandatangani tiga prasasti sebagai ikon Mamuju Utara, yakni Bundaran SMART, Masjid Al-Madaniah, dan Jembatan Merah Pasangkayu. Ketiga ikon tersebut sebagai bukti sejarah bahwa Pasangan Agus Ambo Djiwa dan H. Muhammad Saal telah berbuat untuk Kabupaten Mamuju Utara. Tiga ikon Matra itu adalah kenangan manis Agus-Saal.
Di wajah Bupati Mamuju Utara, Agus Ambo Djiwa, ada rasa bangga sebab dirinya bersama Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Mamuju Utara telah memetik hasil perjuangan 15 tahun lalu.
Distand Format, Bupati Mamuju Utara menyampaikan bahwa dulunya daerah ini terdiri empat kecamatan. Yakni Kecamatan Pasangkayu, Sarudu, Baras, dan Bambalomutu. Setelah memenuhi syarat di situlah terbentuk kabupaten.
Sambung Bupati Agus, dulu, Pasangkayu merupakan daerah pembungan dan terisolir. Orang datang ke Pasangkayu lewat laut, tetapi potensi sumber daya alam sangat melimpah. Setelah adanya UU Otonomi Daerah, maka itulah pintu untuk pembentukan Kabupaten Mamuju Utara.
Selamat HUT ke-14 Mamuju Utara
Laporan: Indra Anwar