5 Pendaki Asal Bandung Tersesat di Gandang Dewata Ditemukan Dalam Kondisi Lemas

Mamasa, fokusmetrosulbar.com--Hutan Mamasa yang masih asri dan belum terjamah manusia menjadi pesona dan daya tarik tersendiri. Ia bagaikan magnet yang terus menarik minat para pecinta alam untuk ditaklukkan. Utamanya pedalaman hutan gunung Gandang Dewata. Berada di ketinggian di atas 3.037 Mdpl benar-benar mengundang rasa penasaran karena hingga saat ini belum ada orang luar yang mampu menaklukkannnya.

Tercatat, sejumlah peristiwa menimpa sejumlah pendaki dan pecinta alam yang merangsek masuk kedalam hutan untuk mengobati penasaran yang selama ini menyelimuti sanubari. Sejumlah kisah turut mewarnai tiap kali kegagalan menaklukkan Gandang Dewata oleh para pendaki. Mulai dari cuaca yang ekstrim, beratnya medan, kehabisan bahan makanan, bahkan cerita mistis seperti "disesatkan" oleh mahluk penghuni hutan yang masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Topembuni atau Totakaalloam.

Seperti kisah yang dialami sejumlah anggota TNI beberapa tahun silam saat melakukan ekspedisi menjelajahi hutan gunung Gandang Dewata. Pada akhirnya dinyatakan hilang dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Menurut cerita warga sebelum ditemukan, sudah dilakukan pencarian beberapa hari namun tak kunjung ditemukan. Mereka akhirnya dapat ditemukan setelah dilakukan ritual khusus oleh pemuka hadat.

Keganasan hutan Gandang Dewata juga hampir menimpa 5 pendaki asal Bandung, Jawa Barat yang tergabung dalam PPA Sadaguri Bandung. Mereka adalah Ramzy (17) siswa kelas 3 SMA 5 Bandung yang juga ketua rombongan. Tiga siswi SMA lainya yakni Rayhan (16) kelas 2 SMA 5 Bandung, Argya (16) kelas 3 SMA 5 Bandung dan Bunga (16) kelas 3 SMA 5 Bandung. Satu pendaki lainnya adalah mahasiswi bernama Naufal (19) mahasiswa semester 3 dari kampus Universitas Padjajaran. Kelimanya pendaki ditemukan dalam keadaan lemas, kedinginan, serta kaki mereka mengalami infeksi, Sabtu (15/7).

Keberadaan kelima pendaki tersebut diketahui setelah KPA Quarles Mamasa mendapat informasi adanya pendaki yang melintasi gunung Gandang Dewata yang berangkat dari Mamuju ke arah Mamasa. "Kami mendapat informasi dari teman di Mamuju bahwa ada pendaki yang akan melintasi gunung Gandang Dewata dengan referensi perjalanan akan tembus selama 7 hari dan saat kami dihubungi itu sudah mines 2 hari dari target referensi sehingga kami berinisiatif untuk melakukan penjemputan," terang Yopi, anggota KPA Quarles Mamasa.

Ia menjelaskan setelah menerima informasi, KPA Quarles segera mengutus 3 orang anggota melakukan pencarian titik koordinat kelima pendaki. "Kami juga bentuk tim yang akan menyusul membawa ransum serta peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan penjemputan dan evakuasi terhadap kelima kawan pendaki tersebut," jelasnya.

Setelah ditemukan, kondisi kelimanya basah kuyup dan tidak mampu lagi berjalan bahkan salah satu pendaki menggigil kedinginan dan kondisinya sangat lemas, mereka lalu dievakuasi dengan ditandu memakai kayu serta sarung.

Yopi lanjut menjelaskan proses evakusi berjalan lambat karena kondisi medan yang terjal serta licin karena diguyur hujan deras. "Korban ditandu perlahan sembari sesuaikan kemiringan gunung supaya korban tidak terjatuh sepanjang evakuasi," lanjutnya.

Ia menambahkan andaikan saat itu mereka tidak dijemput dan dievakuasi kemungkinan hal buruk akan menimpa para pendaki terlebih kondisi fisik mereka semakin menurun dan persediaan makanan hampir habis.

Ketua rombongan pendaki PPA Sadaguri, Ramzy (17) menuturkan mereka bertahan di Pos 2 Gunung Gandang Dewata, tempat pertama mereka ditemukan tim pencari.

“Kalau masalah ransum kami masih tetap ada. Sebagai masalah karna sebagian rekan tidak dapat sekali lagi jalan karna kaki bengkak serta mengelupas karena hujan yang senantiasa membahasi sepatu, ” tuturnya

Mereka tengah dirawat serta beristirahat di Sakit Bunua Mamase, Kabupaten Mamasa. Keadaan kelimanya berangsur pulih setelah mendapat perawatan dari dokter.

Sebagai informasi, misi pendakian PPA Sadauri Bandung adalah untuk melakukan pendataan jalur pendakian dan pendataan sosiologis masyarakat pedesaan disekitar kaki gunung Gandang Dewata.

Gunung Gandang Dewata selama ini dipandang keramat oleh masyarakat setempat. Jauh sebelumnya, beberapa pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan yang akan mendaki puncak Gunung Gandang Dewata tidak berhasil karna alami kedinginan serta kehabisan stock makanan atau ransum. Mereka sangat terpaksa dievakuasi petugas pencinta alam serta kepolisan dengan warga.

Berkat kesigapan KPA Quarles Mamasa bak tim SAR yang senantiasa siap sedia diterjunkan hingga kepedalaman hutan untuk misi-misi kemanusiaan.Tak diragukan, berkat kesigapan kru KPA ini bersama petugas kepolisian dan masyarakat berhasil menyelamatkan jiwa para pendaki yang hampir tertelan ganasnya hutan Gandang Dewata. (klp/har)

Related

MAMASA 7751550917018118459

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini