Ritual Masossor Manurung Ricuh
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/12/ritual-masossor-manurung-ricuh.html
Awalnya saat akan digelar ritual penyucian pusaka, dengan memanggil Pue To Kasiwa untuk duduk bersama mendampingi Maradika Mamuju, Andi Maksum Dai dan para pemanggu adat, kemudian master of ceremonies (MC) atau pemandu acara
memanggil H. Tamrin Endeng untuk naik ketempat ritual penyucian pusaka yang dilaksanakan di rumah adat Mamuju, Selasa (17/12).
Namun, tiba-tiba diprotes oleh Bahtiar yang merupakan keturunan dari Pue Dolla yang perna menduduki jabatan tersebut sebagai pemangku adat pue to kasiwa pada zamanya.
Menanggapi tersebut Raja Mamuju, Andi Maksum Dai
menyayangkan adanya insiden tersebut pada saat penyucian benda pusaka pada acara Festival Maradika Mamuju yang disaksikan para raja dan tamu undangan.
"Neneknya dulu perna menjadi Pue To Kasiwa sehingga ia juga mau menjadi Pue To Kasiwa, tapi tidak begitu caranya, yang memilih itu raja siapa yang bisa diajak bekerjasama dengan galagar pitu, itulah yang dipilih," ujarnya.
Lanjut Andi Maksum Dai, bahwa protes yang dilakukan karena tidak mengetahui aturan sehingga ia berbuat begitu.
"Saya juga tidak bisa menyalahkan, karena dia juga tidak tau aturan jadi berbuat begitu, andaikata dia tau lalu berbuat begitu baru saya hukum, hanya karena semangatnya menggebu-gebu, sehingga ia berbuat begitu, tapi itu juga tidak bisa dipersalahkan karena memang dia tidak tahu," terangnya.
Ia berharap kejadian serupa tak terulang kembali dimasa-masa akan datang. Dan menganggap persoalan tersebut untuk tidak dibesar-besarkan.
" Saya akan adakan rapat untuk menghadirkan semua galagar pitu untuk membicarakan terkait kejadian itu," terangnya.
Terpisah Andi Wawan mengatakan bahwa ini insiden tersebut hanya miskomunikasi saja sehingga terjadi protes. Karena merasa tidak dihargai.
"Intinya miskomunikasi," kata Andi Wawan.
Untuk diketahui pada saat ritual penyucian benda pusaka juga didampingi raja Gowa dam raja Badung (Bali).(Awal).
