Kisah Pasutri Tua Tinggal Di Gubuk Diseberang Kantor Bupati

Mamasa, FMS -- Usia Kabupaten Mamasa yang hampir menginjak 18 tahun hasil pemekaran dari Polewali Madar 2002 silam masih menyisakan sejumlah kisah yang memilukan hati.

Ironis memang, walaupun telah keluar dari status daerah tertinggal beberapa tahun terakhir, tetapi masih ada warga Mamasa yang tinggal tak jauh dari kantor pusat pemerintahan hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.

Potret kemiskinaan tersebut dialami keluarga Pappa (74) bersama istrinya Mariam yang juga sudah lanjut usia dan tinggal di Dusun Dengen, Desa Osango, Kecamatan Mamasa.

Meski tinggal berhadapan dengan Kantor Bupati Mamasa, berada tepat diatas bukit yang dibawahnya adalah rumah jabatan para pejabat Pemerintahan Kabupaten Mamasa, serta beberapa Kantor Organisasi Perangkat Daerah nyatanya keluarga miskin tersebut tetap luput dari perhatian.

Meski usianya tak lagi muda, Pappa harus menanggung beban kebutuhan sang istri terkasih dan dua anggota keluarga lainnya yakni seorang cucu dan cicitnya yang tinggal bersama di gubuk kecil berukuran 2x3 meter.

Menyayat hati, itulah kondisi pertama yang dirasakan sejumlah awak media ketika mengunjungi keluarga tua renta tersebut, Selasa (14/1).

Gubuknya yang kecil dan sempit, atap dan dinding gubuknya terbuat dari alang-alang mulai lapuk, jika hujan deras kerap kehujanan saat tidur. Bahkan tiang penopang rumah yang terbuat dari kayu mulai miring dan nyaris roboh.

Appa mengaku telah tingga di gubuk tersebut bersama keluarganya kurang lebih 16 tahun lalu, beberapa tahun setelah Mamasa terbentuk jadi kabupaten.

"Sebelumnya saya tinggal di dengen, tapi lokasi yang saya tinggali dibanguni perumahan dinas, jadi saya pindah ke sini," ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ia hanya berharap dari hasil penjualan kerajinan anyaman nyiru dan kurungan ayam.

"Hasil anyaman nyiru yang kujual Rp60 perbuah, inimi untuk dimakan hasilnya," katanya.

Pappa memiliki salah seorang anak, namun dari anak yang dimiliki, juga sudah berkeluarga dan telah memiliki banyak cucu.

Ia mengaku sejak berada di rumah itu belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten, kecuali bantuan beras murah. Namun, Pappa mengaku sejak beberapa bulan terakhir, sudah tidak mendapatkan bantuan beras murah dari desa setempat.

Diusianya yang senja dan tak kuat lagi, Pappa dan keluarganya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk sedikit meringankan bebannya. "Kami harap bantuan pemerintah," pintanya.(Kedi)

Related

MAMASA 4762308617807364053

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini