DPRD Mamasa Skorsing Audiensi Untuk Tinggalkan "Tamunya"

MAMASA, FMS -- Dinilai DPRD Mamasa melecehkan Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kabupaten Mamasa, massa kembali melakukan aksi di Depan Gedung DPRD Kabupaten Mamasa, usai audensi yang tak menemui kata sepakat, Selasa (25/8).

Aksi yang dilakukan tersebut dimulai sejak pukul 08.00 wita pagi tadi, massa yang menolak rencana Tambang Logam Batu Jarang di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Mamasa, berjalan dengan lancar. Pada pertemuan tersebut, sejumlah poin menjadi catatan yang kemudian menjadi kesepakatan bersama antara pengunjuk rasa denga pihak DPRD.

Sidang pun di skorsing oleh Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Mamasa, David Bamba Layuk, selaku pimpinan rapat sambil menunggu berita acara yang dibuat oleh Sekretaris Dewan (Sekwan).

Pihak DPRD bersama massa yang hadir telah sepakat untuk memberikan rekomendasi kepada eksekutif, terkait penolakan rencana pertambangan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Buntu Malangka', Mambi, dan Aralle.

Beberapa jam kemudian para legislator tak kunjung kembali ke ruangan tempat dilakukan audensi bersama sejumlah Mahasiswa dan para tokoh masyarakat dari lima desa di Kecamatan Buntu Malangka'.

Pihak DPRD hanya mengirimkan selembar surat berita acara yang telah ditandatangani oleh sejumlah DPRD, dan meminta perwakilan Mahasiswa dan Tokoh masyarakat ikut bertanda tangan pada berita acara tersebut.

Tanpa adanya seorang anggota DPRD yang kembali ke ruangan, untuk membuka kembali skorsing rapat setelah dilakukan jeda beberapa jam, membuat situasi memanas. Aliansi pemuda dan mahasiswa yang hadir merasa dilecehkan oleh anggota dewan.

Mereka yang sudah lama menunggu menilai para anggota DPRD telah mempermalukan lembag dewan yang terhormat, lantaran seakan tidak memahami prosedur persidangan yang baik dan benar.

"Ini tidak sesuai prosedur persidangan, seharusnya mereka kembali membuka skorsing rapat dan kemudian ditutup," ujar Jenderal Lapangan,  Doni Kumala Putra.

Dalam berita acara yang dikirim oleh DPRD kepada Mahasiswa dan Tokoh masyarakat, terdapat dua poin yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Para Mahasiswa meminta, untuk dilakukan pergantian terhadap dua poin tersebut namun, tidak diindahkan. Alasannya, para wakil rakyat yang sebelumnya menemui massa telah kembali ke rumah masing-masing.

Aliansi pemuda dan mahasiswa yang jadi peserta audiensi sangat menyayangkan sikap DPRD Kabupaten Mamasa yang tidak memahami mekanisme dalam persidangan.

"Ini sangat penting untuk disikapi dengan serius, mereka tidak menyadari bahwa mereka  telah mempermalukan lembaga mereka sendiri," katanya.

Karena disepelekan, akhirnya massa turun ke jalan dan melakukan aksi serta orasi di jalan depan kantor DPRD Mamasa.

"Sebenarnya kami tidak punya rencana untuk turun kejalan, tapi pihak DPRD yang memicu kami untuk turun kejalan," tandasnya.

Ia menambahkan, sangat tidak etis ketika rakyat bertamu, lalu para wakil rakyat kabur sebelum membuka kembali skorsing rapat audiensi. (klp)

Related

MAMASA 4473211369872453858

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Banner iklan disini