Joharia Janda Beranak Satu di Mamuju Luput dari Bantuan BST dan BLT dari Pemerintah
MAMUJU, FMS - Joharia (60) warga lingkungan Kasiwa Tengah, Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju luput menerima bantuan program pemerintah meski ia sendiri sudah lima tahun berdomisili di Mamuju.
Joharia merupakan asli daerah Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar. Bahkan telah memiliki kartu keluarga dan KTP beralamat di lingkungan Kasiwa Tengah, Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju tinggal bertiga bersama anak dan cucunya disalah satu kos-kosan.
Saat dikonfirmasi, Joharia mengaku selama ini dirinya tidak perna menerima bantuan dari pemerintah baik itu berupa Bantuan Sosial Tunai (BST) dari pusat maupun Bantuan Sosial Tunai (BST) program pemkab Mamuju yang terdampak pandemi Covid-19. Ia mengaku selama ini hanya didata namun tak kunjung namanya keluar sebagai penerima bantuan tersebut.
"Perna ji data dan kartu keluargaku diambil pak RT. Tetapi tidak perna nama saya keluar sebagai penerima bantuan," ujarnya. Minggu (13/9).
Padahal seharusnya ia layak untuk menerima bantuan tersebut. Karena ia adalah janda, sedangkan anaknya memiliki anak yang berusia sekitar 2 tahun yang juga statusnya janda.
Untuk memenuhi kebutuhannya, Joharia menjual ikan yang dibelinya dari nelayan seharga Rp. 100 ribu, kemudian dijual kembali di pasar. Terkadang ia mendapat keuntungan Rp 30 ribu rupiah.
Selain menjual ikan, kata Joharia juga menjual kue putu (kue khas sulawesi) dari hasil penjualannya tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan biaya sewa kos-kosan yang ia tempati.
"Sedangkan anak saya Sukriani (23) sehari-harinya membantu pedagang ikan di pasar sentral Mamuju yang diupah Rp 20 ribu," kata Joharia.
Sementara Lurah Binanga, M Taufik Akbar berkila setelah berkoordinasi dengan rukun tetangnya (RT) tempat Joharia tinggal sudah diusulkan saat pendataan bantuan BST dan BLT tetapi namanya tak kunjung keluar sebagai penerima.
"Saya sudah konfirmasi ke RT nya . bantuan BST dan BLT sudah diusul dua kali tetapi belum keluar namanya," kata Taufik.
"Hanya bantuan beras yang diterima langsung dari RTnya," sambungnya.
Ia menjelaskan ia hanya menerima data warga dari masing-masing RT dan kepala lingkungan yang layak menerima bantuan. Kemudian data tersebut ia usulkan ke dinas sosial dan kecamatan untuk diverifikasi menerima bantuan.
"Kami dikelurahan itu hanya bisa mengusulkan tetapi tidak bisa menentukan, ketika kami mengusulkan nama-nama belum pasti itu dapat semua," kilahnya.(Awal).